Sumber Penulis : Suryawan, S.E., B,MED., M.MED
Menggunakan kompres dingin dan bantal es untuk mengurangi demam adalah pengetahuan umum dalam hidup dan tidak ada kontroversi. Tetapi ketika cedera, seperti cedera olahraga akut, memar, terkilir, atau jaringan lunak、sendi membengkak rasa sakit dan peradangan, haruskah kompres dingin atau kompres panas? Faktanya, kompres dingin dan kompres panas adalah perawatan yang menggunakan efek suhu pada jaringan. Waktu dan metode yang benar dalam melakukan kompres dingin atau kompres panas sangat membantu untuk perawatan penyakit yang disebutkan di atas. Hal pertama yang harus dipahami adalah fungsi masing-masing dari kompres dingin dan kompres panas.
1.Kompres dingin
Kompres dingin terutama mengurangi suhu lokal bagian tubuh yang dikompres, konstriksi pembuluh darah di bawah kulit, mengurangi sirkulasi darah lokal, mengurangi permeabilitas pembuluh darah, yang selanjutnya berefek menurunkan metabolisme, menghambat reaksi peradangan, dan menghentikan pendarahan dan mengurangi pembengkakan. Selain itu, kompres dingin juga dapat mengurangi kejang otot yang disebabkan oleh cedera dan menghindari kerusakan sekunder pada sel-sel jaringan.
Secara fisiologis, ketika suhu turun hingga 20 derajat, refleks otot spindle dari otot rangka dihambat, ketegangan otot melemah, dan transmisi saraf nyeri diperlambat atau diblokir (pada saat suhu turun hingga 10 derajat), menghasilkan efek analgesik yang efektif. Di sisi lain, suhu rendah memperkuat serat kolagen (tendon、ligamen、tulang rawan), sehingga otot dan tendon yang terluka tidak berkembang lebih lanjut. Dalam beberapa tahun terakhir, profesi medis telah menemukan bahwa penggunaan kompres dingin untuk menurunkan suhu pada radang sendi dapat memperlambat sirkulasi darah, yang bermanfaat untuk menekan reaksi inflamasi, juga menyediakan lingkungan hidup yang lebih baik untuk kondrosit.
Akan tetapi kompres dingin yang terlalu lama, mengakibatkan pembuluh darah lokal konstriksi berlebihan dan menyebabkan cedera dingin. Jangan mengambil kompres dingin silikon beku (biasa berwarna hijau) dari lemari es langsung dikompreskan ke sendi, karena selain tidak efektif, dapat menyebabkan cedera dingin (frostbite) pada tonjolan sendi atau nekrosis sel-sel tulang rawan.
2. Kompres Panas
Kompres panas pada prinsipnya adalah meningkatkan suhu tubuh untuk relaksasi pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah lokal, mempercepat laju metabolisme bagian yang terluka, membantu menghilangkan akumulasi asam laktat atau zat inflamasi akibat kelelahan otot, meningkatkan daya penyembuhan diri jaringan, dan karenanya juga mengurangi peradangan. Selain itu, kompres panas juga dapat melenturkan tubuh, meningkatkan ekstensibilitas jaringan lunak, mengurangi kekakuan sendi dan kejang otot, sehingga tercapai tujuan menghilangkan rasa sakit dan relaksasi.
Kompres panas tidak boleh melebihi 45 derajat. Proses perpindahan panas di air jauh lebih baik dan merata daripada udara, oleh karena itu memakai handuk panas, mandi air panas atau SPA、berendam lebih baik daripada menggunakan panas kering, seperti selimut listrik dan kantong hangat, sebab rasa panas menembus jauh ke dalam tubuh, aman dan tidak mudah menyebabkan luka bakar.
3. Bagaimana Memilih
Terlepas dari kompres dingin atau kompres panas, keduanya memiliki efek analgesik, tetapi jika digunakan secara tidak benar, dapat membuat cedera lebih buruk atau bahkan menyebabkan cedera baru. Misalnya, jika kompres dingin diterapkan terlalu lama, jaringan akan mengalami cedera dingin dan nekrosis; Jika kaki terkilir segera dikompres panas, akan membuat pergelangan kaki lebih sakit dan bengkak; Jika suhu kompres panas terlalu tinggi dapat mengakibatkan luka bakar dan lain-lain.
a. Penggunaan Kompres dingin
Pengompresan dingin terutama menyebabkan daerah permukaan yang terkena menjadi dingin, konstriksi pembuluh darah hingga ke area sekitar, sehingga dapat mengontrol dan mengurangi tingkat memar dan rasa sakit. Sesuai untuk luka lecet, keseleo, memar, luka pisau kecil, luka bakar ringan, demam, sakit kepala, sakit gigi, mimisan, gigitan serangga, tekanan intraokular tinggi, dan lain-lain.
b. Penggunaan Kompres Panas
Kompres panas sesuai untuk rematik, radang sendi, sakit punggung, nyeri otot, hidung tersumbat, sakit leher, sakit fisiologis dan cedera olahraga.
Waktu pemberian kompres dingin atau kompres panas didasarkan pada kondisi aktual tubuh dan tidak dapat dihitung hanya berdasarkan waktu setelah cedera. Secara umum, kompres dingin diberikan pada peradangan akut atau baru mengalami cedera, dan kompres panas dilakukan pada peradangan kronis atau cedera yang teah melewati periode akut. Sederhananya, jika pada bagian tubuh yang nyeri ada kemerahan yang jelas, bengkak, panas, nyeri, atau ada cedera olahraga akut yang nyata, harus menggunakan kompres dingin. Ketika daerah yang meradang atau cedera tidak lagi bengkak atau memerah, itu bisa diberikan kompres panas.
Waktu untuk kompres dingin dan kompres panas adalah sekitar 10 hingga 30 menit. Kompres harus dilakukan dalam interval terpisah, setidaknya 30 menit atau lebih. Bagian tubuh dengan jaringan lemak yang sedikit, seperti pergelangan kaki, lutut, dan siku, tidak boleh digunakan terlalu lama. Sedangkan untuk daerah yang kaya akan jaringan lemak, seperti paha dan bokong, bisa diberikan lebih lama. Untuk orang-orang dengan sensivitas saraf sensorik meningkat atau menurun (seperti diabetes, pasien stroke), pasien dengan fungsi sirkulasi darah abnormal harus ekstra hati-hati saat menggunakan kompres dingin dan kompres panas.
4. Kompres dingin dan Kompres Panas Bergantian
Bagi beberapa atlet yang perlu menghilangkan bengkak atau cedera dengan segera, atau pembengkakan sangat besar sehingga ingin lebih cepat baik, dapat mempertimbangkan menggunakan kompres panas dan kompres dingin bergantian. Perlu diingat, dimulai dengan kompres panas dan diakhiri dengan kompres dingin.
Prosedur standar: air panas atau handuk panas pada 39~41 derajat selama 4 menit, 10~17 derajat air dingin atau handuk dingin selama 1 menit secara bergantian selama sekitar 30 menit.
Kompres dingin dan kompres panas bergantian, menstimulasi pembuluh darah mikro konstriksi, sehingga ibarat pompa, limbah metabolisme dapt dengan lebih cepat dibuang, meningkatkan sirkulasi limfatik dan fungsi lainnya. Cara ini lebih baik daripada hanya kompres dingin atau kompres panas.
Sedangkan untuk kasus cedera olahraga yang sudah lama namun bengkak tidak kunjung hilang, dapat menggunakan kompres panas dan kompres dingin bergantian; pertama-tama rendam dalam air panas 38~45 derajat selama 4 hingga 6 menit, lalu segera celupkan dalam air dingin 10~15 derajat selama 2~ 3 menit, Ulangi lima kali (terakhir kali adalah air panas), lalu ikat dengan perban elastis, lakukan dua atau tiga kali sehari. Umumnya hasil akan tampak dalam dua minggu.
5. Contoh Kasus
Ditulis oleh Sinshe Justina, Master of Chinese Medicine, Ketua Senior PKNI DPD Jawa Timur
Beberapa tahun yang lalu, pada hari Kamis, ada satu pasien perempuan A datang ke klinik. Keluhan utama dari pasien A ini adalah nyeri dada. Pasien A menceritakan bahwa pada hari Minggu sebelumnya, melakukan perjalanan ke luar kota untuk berlibur, dalam perjalanan pulang, dikarenakan sopir bis melakukan pengereman secara mendadak, menyebabkan tubuh pasien A tiba-tiba terpental ke depan dan dada membentur kursi depan. Ketika pasien A tiba di rumah, dengan segera melakukan kompres panas pada area yang terkena benturan/dampak dan minum pil obat untuk jatuh/luka. Pada malam hari terutama ketika membalikkan badan rasa sakit bertambah parah, mengakibatkan Pasien A tidak dapat tidur dengan tenang. Pasien A melakukan kompres panas dan minum obat selama beberapa hari, tetapi rasa sakit di dada tidak berkurang.
Penulis ketika melakukan pemeriksaan pada Pasien A, melihat bekas kemerahan di sekitar ujung tengah rusuk ketujuh dada pasien, warna merah tanda masih ada pendarahan kecil di sekitar tulang rusuk, ketika disentuh terasa panas dan sakit, meminta Pasien A menarik napas dalam-dalam, sakitnya bertambah, akan tetapi Pasien A tidak mengalami kesulitan bernapas, dan tidak ada muntah darah ataupun dahak disertai darah. Oleh karena itu, penulis mendiagnosis ada fraktur tulang rusuk ketujuh, tetapi tidak serius. Karena itu, menyarankan agar pasien melakukan kompres dingin pada bagian yang sakit. Kompres dingin dapat dibuat dari kantong plastik yang diisi dengan es batu dan ditambahkan air, dibungkus dengan selembar kain diletakkan di atas bagian yang sakit. Dengan cara ini es tidak akan menyentuh kulit secara langsung atau membekukan kulit. Kompres dingin dilakukan selama 10-30 menit, selang 2 jam kemudian dapat dilakukan kompres dingin lagi, dalam 1 hari dapat dilakukan 3-4 kali. Setelah kompres dingin bisa ditambah dengan menyemprotkan semprotan obat yúnnán báiyào/云南白药 (=YB Aerosol), dan oral obat yúnnán báiyào/云南白药 yang memiliki khasiat menghentikan pendarahan dan menghilangkan pembengkakan. Apabila Pasien A sudah tidak merasa panas di bagian dada yang sakit/terkena benturan, maka tidak perlu lagi melakukan kompres dingin.
Umumnya, retak pada tulang rusuk dapat dirawat dengan perban dan dibalut berpusat pada tulang rusuk yang terluka. Sehingga ketika membalik tubuh, posisi tulang rusuk tetap dan secara efektif menghilangkan rasa sakit, akan tetapi tetap tidak dapat melakukan gerakan memutar badan yang terlalu berlebihan, untuk tidak memperburuk gejala fraktur. Umumnya tulang manusia memiliki kemampuan regenerasi yang kuat, biasanya 4-6 minggu dapat mencapai penyembuhan klinis.
Dikarenakan fraktur tulang Pasien A tidak serius, maka penulis tidak menyarankan Pasien A fiksasi perban. Pasien A pulang ke rumah dan melakukan kompres dingin pada bagian dada yang sakit sesuai dengan arahan penulis, dan pada hari Jumat memberi tahu penulis bahwa daerah yang sakit, rasa sakitnya sudah sangat berkurang, dapat tidur dengan lebih tenang, dan hari Jumat malam dapat menghadiri undangan makan malam bersama dengan teman-teman.
Pada saat makan malam, Pasien A bertemu dengan seorang teman, dan setelah mendengar penjelasan kondisi dari Pasien A, teman tersebut mengatakan bahwa: “Hari pertama terkena benturan atau jatuh memang harus kompres dingin, akan tetapi di hari kedua harus kompres panas. Riwayat benturan Pasien A sudah berhari-hari, masih diberikan kompres dingin? Suatu hal yang tidak benar.” Kemudian menyarankan Pasien A untuk pergi ke Nakestrad B yang lebih ahli dalam hal mengobati masalah cedera dan jatuh.
Maka pada hari Sabtu pagi, Pasien A pergi ke Nakestrad B, yang kemudian diberikan pengobatan tempel obat (kompres panas) pada bagian yang sakit, dan pengobatan ini dilakukan selama lebih dari 1 bulan baru tidak merasa nyeri lagi. Oleh karena itu Pasien A bertanya kepada Nakestrad B, mengapa membutuhkan waktu yang begitu lama untuk bisa membaik, dan Nakestrad B menjelaskan bahwa kemungkinan ada fraktur dan meminta Pasien A melakukan foto X-Ray bagian dada, dan hasil X-Ray menunjukkan bahwa pernah terjadi fraktur tulang akan tetapi sudah menyambung dengan baik.
Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa kompres walaupun dilakukan beberapa hari setelah terjadi cedera/benturan, tetap sesuai dengan kondisi/gejala dari Pasien A, dimana bagian yang cedera/benturan terlihat kemerahan, bengkak, dan sakit. Dan seperti yang diceritakan oleh Pasien A, bahwa pada hari Jumat setelah melakukan kompres dingin, rasa sakit berkurang dan bahkan dapat pergi ke undangan makan malam. Menunjukkan bahwa sebenarnya kompres dingin memberikan hasil yang efektif, akan tetapi kemudian Pasien A mengganti dengan kompres panas yang malah kemudian tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk tidak merasa nyeri.
Kompress dingin atau Kompres panas? Kita harus mampu membedakan dengan baik.
Sumber :
Suryawan, S.E., B,MED., M.MED
Banchelor & Master of Chinese Medicine
Sekretaris DPP Perkumpulan Kesehatan Tradisional Tiongkok Indonesia (PERKESTRATI)
Ketua Prodi D4 Akupunktur dan Pengobatan Herbal Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC)