Sumber Penulis : Retnawati, BMED.

Ketika pertama kali kita melihat api menyala-nyala namun tidak membakar apapun, apalagi kalau pi ini berkobar di punggung atau bagian lain dari tubuh manusia, setiap orang pasti akan merasa ngeri namun penasaran “kok bisa ya, apa itu?”. Ini bukanlah suatu show yang dipertontonkan oleh pesulap ataupun sihir-sihir yang ada di film yang kita lihat, namun merupakan suatu terapi pengobatan yang sudah memiliki sejarah yang lama di Tiongkok.

Karena kobarannya yang seperti bentuk naga, maka pengobatan ini dinamakan dengan Dragon Moxa atau Terapi Api.   Seperti yang tercatat dalam literatur LingShu  灵枢   yang mengatakan bahwa penyakit yang kurang efektif diobati dengan akupunktur dapat diobati dengan menggunakan moxa, menyiratkan bahwa peranan moxa dalam dunia TCM tidak dapat dipungkiri dan tidak dapat tergantikan. Dan penggunaan moxa ini selain untuk pengobatan juga dapat digunakan sebagai cara untuk menjaga kebugaran, kesehatan dan mencapai umur yang panjang.

Namun demikian, tidak semua penderita cocok menggunakan terapi ini. Seperti yang kita ketahui, terapi ini menggunakan api sebagai media utama. Sehingga dapat diketahui bahwa kegunaan utama dari terapi ini adalah untuk menghangatkan dan mentonifikasi tubuh yang defisiensi Yang. Tubuh ini memiliki gejala takut dingin, lemah, letih lesu, telapak tangan dan kaki dingin, dan lain sebagainya.

Sehingga pasien dengan tubuh yang defisiensi Yin, yang menyebabkan serangkaian gejala panas, tidak cocok menggunakan terapi ini. Penting diketahui karena apabila hal itu terjadi terapi ini bukannya menunjukkan khasiatnya namun sebaliknya memperparah kondisi penderita. Selain itu terapi ini juga dapat digunakan untuk melancarkan peredaran darah, melemaskan otot, mengurangi rasa nyeri dan tegang, serta dapat mengatur haid yang tidak teratur.

 

Adapun lingkup penyakit yang berkhasiat diobati dengan terapi ini cukup luas. Penyakit yang dapat dengan efektif diobati dengan terapi ini antara lain: rematik, cervikal spondylosis, frozen shoulder, nyeri pinggang, radang sendi, nyeri lambung, nyeri perut, haid tidak teratur, dismenore, insomnia banyak mimpi, dan lain sebagainya. Dalam menjaga kebugaran dapat juga digunakan untuk pelangsingan, menghilangkan rasa dingin, mengurangi rasa penat, membuangtoksin dari dalam tubuh, serta memelihara kecantikan.

Yang berpenyakit menjadi sembuh, yang sehat juga dapat menguatkan tubuh. Apalagi dalam masyarakat sekarang ini kondisi Ya JianKang 亚健康  tidak sedikit dijumpai. Penggunaan terapi ini secara rutin terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat ini.

Lalu, bagaimanakah cara mempraktekkannya? Satu yang dibutuhkan dari terapi ini adalah konsentrasi dan kehati-hatian. Sebelum memulai “membakar” penderita, terlebih dahulu perlu disiapkan obat yang akan digunakan untuk terapi.

Obat berupa obat rebusan yang telah diracik sesuai dengan keluhan penderita. Kasa yang telah dipotong sesuai dengan bentuk daerah yang akan dilakukan terapi ini dicelupkan ke dalam ramuan obat. Lalu kasa yang telah bercampur obat diperas, jangan sampai terlalu basah dan terlalu kering, kemudian dibeberkan di daerah yang akan diterapi. Setelah itu jangan lupa untuk membatasi daerah yang tak tertutup kasa dengan handuk atau lap kering.

 

Diatas kasa dan handuk atau lap kering ini diletakkan selembar handuk atau lap yang telah dibasahi dengan air. Diatas handuk atau lap basah yang dibawahnya terdapat kain kasa dipercikkan alkohol 95 persen secukupnya, lalu nyalakan api. Siapkan handuk atau lap lain yang juga dibasahi dengan air. Biarkan api menyala selama beberapa detik dan padamkanlah api dengan handuk atau kain basah yang satunya lagi ketika pasien sudah memberi tanda bahwa panas sudah terasa. Setelah api dipadamkan, dapat dilanjutkan dengan pemijatan pada titik meridian dan daerah yang berhubungan dengan penyakit yang diderita. Proses ini dapat dilakukan beberapa kali sampai kulit pasien yang diterapi berwarna kemerahan.

Ramuan obat yang digunakan dalam terapi ini umumnya terdiri dari beberapa obat yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Sebagai contoh pada penderita rematik dan haid tidak teratur. Obat yang sering digunakan untuk rematik dapat berupa: DuHuo 独活, WeiLing Xian  威灵仙  untuk melancarkan meridian, serta  NiuXi  牛膝, JiXueTeng  鸡血藤, ChuanXiong  川芎,  TaoRen  桃仁, HongHua  红花  yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Semua obat bersatu berkhasiat untuk mengusir angin lembab dingin dari tubuh, sehingga Yang dapat teralir dan tubuh terasa lebih hangat. Sedangkan untuk haid tidak teratur dapat menggunakan obat sejenis DangGui 当归, YiMuCao 益母草, BaiShao 白芍, ShuDi 熟地, ChuanXiong 川芎, dan sebagainya yang dapat berfungsi untuk mentonifikasi dan melancarkan peredaran darah. Perpaduan antara obat dan panas dari api, membuat khasiat obat meresap hingga ke dalam kulit, ditambah dengan pijatan pada titik meridian menambah khasiat terapi ini.

Dalam menentukan apakah penderita cocok menggunakan terapi ini, selain hal utama yang telah disebutkan diatas, para praktisi juga harus mengeliminasi sebagian kelompok lagi yakni:  ibu hamil,  wanita dalam masa haid,  penderita kanker,  penderita yang mengalami gangguan mental,  penderita penyakit jantung diabetes hipertensi  dan  penyakit kulit parah, anemia,  gula darah rendah,  penderita dengan gejala panas  serta penderita gagal ginjal. Para praktisi diharapkan juga dapat memperhatikan hal hal berikut yaitu terapi ini tidak boleh dilakukan dalam keadaan perut kosong, perut kenyang, serta sebelum terapi diharapkan pasien dapat minum banyak air hangat, setelah terapi juga harus menjaga supaya tidak terkena angin terlebih dahulu, tidak boleh mandi selama 12 jam, lalu setelah terapi pasien berbaring dahulu selama 45 menit Sedikit dari beberapa kasus yang menggunakan terapi ini antara lain pasien yang telah menjalani terapi api sebanyak kurang lebih 20 kali membuktikan bahwa rasa takut dingin pasien berkurang, badan terasa lebih hangat dan bertenaga. Apabila dahulu pasien datang dengan mengenakan jaket, sekarang dia datang dengan hanya mengenakan kaos. Pada kasus lain, seorang ibu yang susah tidur dan merasa setiap malam harus mematikan AC dan berselimut agar bisa tidur, baru diterapi 1 kali sudah menampakkan perbaikan, dimana dia sudah dapat tidur dengan AC yang menyala, dan merasakan adanya perbaikan kualitas tidur. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak sedikitnya terapi yang dibutuhkan setiap orang untuk mencapai kondisi yang lebih baik tidaklah sama. Kegunaan, pelaksanaan serta khasiat dari terapi api yang sangat unik ini, sekarang tidak hanya membawa hasil yang baik dalam praktek, namun juga terus dikembangkan dan dibahas secara lebih sistematis, dan mulai digunakan oleh beberapa negara sebagai salah satu pengobatan alternatif.

 

API menyala seperti naga dipunggung namun

sehelai rambutpun TIDAK terbakar ?!?!

Bukan sulap, bukan sihir…

Retnawati, BMED.

Artikel ini ditulis untuk Buku MUSDA PKNI DPD Jawa Timur, Minggu 9 November 2014